Jumat, 17 September 2010

Bila Telah Banyak Generasi Jemblung

حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَارٍ جَمِيْعًا، عَنْ غُنْدَرٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ أَبَا جَمْرَةَ، حَدَّثَنِي زَهْدَمُ بْنُ مُضَرِّبٍ سَمِعْتُ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ  يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهJ قَالَ:
﴿ إِنَّ خَيْرَكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَـهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَـهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَـهُمْ، قَالَ عِمْرَانُ فَلاَ أَدْرِي، أَقَالَ رَسُوْلُ الله J بَعْـدَ قَرْنِهِ مَرَّتَـيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً ثُمَّ يَكُوْنُ بَعْـدَهُمْ قَوْمٌ يَشْـهَدُوْنَ وَلاَيَسْـتَشْـهَدُوْنَ وَيَخُوْفُوْنَ وَلاَيُؤْتَـمَنُوْنَ وَيَنْـذِرُوْنَ وَلاَيُوْفُوْنَ وَيَظْـهَرُ فِيْـهِمْ السِّمَنُ ﴾

Diriwayatkan dari sahabat Zahdam bin Mudlarrib, saya telah mendengar Imran bin Hushain r.hu menceritakan, bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Sesungguhnya sebaik-baik generasi kalian adalah generasiku. Kemudian, datanglah generasi setelahnya. Lalu, generasi berikutnya. [Perawi berkata, “Aku ragu, apakah setelah bersabda, “generasiku”. Beliau menyebutkan tiga generasi atau dua generasi]. Kemudian, setelah mereka datanglah generasi kaum yang memberikan kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian [bersaksi palsu], berkhianat dan tidak layak diamanahi, bernadzar namun tidak menunaikannya, dan banyak sekali di antara mereka yang berbadan jemblung [gemuk].”

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim r.hu dalam Shahih-nya, bab Fadlus Shahabah Radliallahu ta’ālā, Juz XII, halaman 360, hadis nomor 4603. Dan, dalam Musnad Imam Ahmad, Juz XL, halaman 314, hadis nomor 18994.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ وَيَظْهَرُ فِيْهِمُ السِّمَنُ ﴾
“dan banyak sekali di antara mereka yang berbadan jemblung [gemuk]”

Gemuk tanda orang tidak sehat. Orang gemuk niscaya hidupnya tidak seimbang. Yang jelas jenazah orang gemuk merepotkan yang merawat, terutama ketika mengusungnya. Gemuk dalam bahasa kedokteran disebut obesitas. Orang Jawa menyebutnya jemblung. Dalam dunia pewayang digambarkan, tokoh gemuk itu dengan jemblung umarmoyo dan jemblung umarmadi.
Prinsip seseorang dikatakan gemuk, apabila perut telah melebihi tulang dada. Bagi pria lingkar pingganggnya telah melebihi 102 cm. Adapun untuk kaum hawa, apabila lingkar pinggangnya ukurannya telah melebihi 88 cm.
Pola hidup orang gemuk, sungguh tidak seimbang. Dikarenakan tubuh banyak ditempeli oleh lemak yang berlebihan. Dan, itu sangat berbahaya, jika lemak yang bernama liptin telah bergelayut di bagian perut. Disebabkan, lemak liptin berpengaruh kuat pada kinerja pangkreas. Celaka lagi jikalau lemak liptin itu telah membalut pankreas. Maka, pankreas tidak akan dapat berkerja secara normal. Akibatnya, pankreas tidak dapat mengendalikan laju normal kadar insulin dalam darah. Inilah awal dari munculnya penyakit gula darah.
Jelas sekali bahwa seorang yang gemuk sangat rawan dengan penyakit. Terutama jika seorang yang gemuk itu telah diserang penyakit gula darah. Hal itu dapat mendorong terjadinya penyakit-penyakit yang lain; na’udzu billah.
Sungguh penampilan orang yang berbadan gemuk --gemuk akibat jumlah lemak yang berlebihan-- sangat tidak enak dipandang. Coba perhatikan, bagaimana dikatakan indah, wong perutnya saja buncit, ditambah lagi pantatnya yang besar. Tidak ada nilai eksotisnya sama sekali. Belum lagi ditambah kebiasaan yang dimiliki oleh orang-orang gemuk itu, yang tidak enak dalam memenuhi aspek pergaulan. Seperti: kebiasaan ngemil; makan dengan porsi yang cukup banyak; suka mengantuk; tidur mendengkur; sulit dibangunkan jika sudah tidur; susah mencari ukuran baju, topi, CD, BH, dan sepatu; tempat duduknya juga harus lebar dan kuat; juga dengan tempat tidurnya.
Obesitas (kegemukan) terjadi ketika badan menjadi gemuk (obese). Disebabkan terjadinya penumpukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Jadi, obesitas adalah keadaan di mana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya, yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak pada tubuhnya.
Mengenai obesitas, seringkali seseorang melakukan tindakan yang berlebihan. Dan sering pula mereka menjadi kecewa karena meskipun sudah melakukan diet yang ketat, dan membuat ramuan atau obat-obatan yang berhubungan dengan penurunan berat badan, ternyata kegemukannya tidak kunjung susut. Apa sebenarnya yang terjadi? Untuk menjawab masalah tersebut, kita perlu melihat beberapa faktor yang menjadi penyebab obesitas.
Menurut para pakar kesehatan, obesitas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah: faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebihan, kurang gerak, emosi, dan faktor lingkungan.

1. Genetik.
Bisa jadi kegemukan diturunkan dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Seringkali dijumpai kedua orang tuanya gemuk. Akan berkecenderungan memiliki anak-anak yang gemuk.
Terjadi ketika ibu yang obesitas sedang hamil. Unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis diturunkan kepada jabang bayi yang dikandungnya. Maka, tidak heran apabila bayi yang lahir pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar; wa-llahu a’lam.

2. Kerusakan pada salah satu bagian otak.
Sistem pengawal yang mengatur kadar makanan terletak pada bagian otak yang disebut hipotalamus. Yakni, kumpulan inti sel dalam otak yang berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar di bawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari bagian lain di dalam otak. Sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimia daripada darah.
Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan, yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas menghalang nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang).
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan jika hipotalamus ventromedial rusak atau hancur. Maka, tubuh menolak untuk makan, minum, dan bahkan akan mati, kecuali apabila dipaksa diberi makan dan minum melalui saluran infus. Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bahagian hipotalamus lateral. Maka, seseorang akan menjadi rakus, berlebih, dan mejadikan obesitas.

3. Pola makan berlebih.
Orang yang gemuk lebih responsif dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal terhadap isyarat lapar. Seperti rasa dan bau makanan, atau ketika waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan, apabila ia merasa ingin makan. Bukan makan pada ketika ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sukar untuk keluar dari kegemukan.

4. Kurang Gerak.
Tingkat pengeluaran tenaga tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran tenaga bergantung kepada dua faktor, yaitu: 1).Tingkat aktivitas dan olah raga secara teratur; dan 2).Tingkat tenaga yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi minimum tubuh.
Dari kedua faktor tersebut, metabolisme memiliki tanggungjawab dua pertiga daripada pengeluaran tenaga orang normal. Meskipun aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran tenaga seseorang dengan berat normal, tetapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan, aktivitas memiliki peranan yang sangat penting.
Pada saat bergerak, kalori terbakar, makin banyak bergerak, maka semakin banyak kalori yang hilang. Jadi bergerak sangat penting dalam penurunan berat badan tidak hanya dapat membakar kalori, melainkan juga dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

5. Pengaruh emosional.
Obesitas dapat bermula dari masalah emosional yang tidak dapat diatasi. Orang yang gemuk puas akan cinta kasih, seperti kanak-kanak yang menganggap bahwa makanan adalah simbol kasih sayang ibu, atau makan berlebih adalah sebagai acuan untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya.
Namun dari penjelasan di atas, sebagian orang yang berat badannya berlebih tidaklah terganggu secara psikologi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan secara normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan, bahwa orang gemuk biasanya tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan itu terdapat pada tekanan batinnya.

6. Lingkungan.
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan. Maka, orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk.
Satu hal yang paling penting untuk diingat adalah sejauh tubuh Anda tidak mengidap beberapa penyakit (sehat). Gemuk daging, misalnya. Maka, tidak salah dengan tubuh yang besar. Dan juga tidak kalah penting cobalah untuk berolahraga secara teratur dan menjaga emosi Anda, agar tetap terkawal dari makanan.

Pemahaman Hadis
1. (قرني) qarnī. Artinya, generasiku.
Dalam kehidupan umat Islam generasi terbaik adalah generasi yang kurun waktu hidupnya dekat dengan Rasulullah saw. Seperti generasi: sahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in, dan salafush shalih. Pasca empat generasi awal ini, yang terbaik adalah mereka yang commitment and consistent (CC) dengan sunnah dan menjadikan pola hidup salaf sebagai referensi utama; wa-llāhu a’lam.

2. (قوم يشهدون ولايستشهدون) qawmun yasyhadūna wa lā yasytasyhadūna. Artinya, kaum yang memberikan kesaksian padahal tidak diminta untuk memberikan kesaksian.
Banyaknya orang munafik yang bergabung dengan kaum muslimin. Dan, ini yang menjadikan kita harus selalu waspada. Seperti disabdakan Nabi saw,

“Tanda-tanda munafik ada tiga, yaitu: apabila berkata berdusta, apabila berjanji di ingkari, dan apabila dipercaya berkhianat” (Hr.Bukhari).

3. (ويخوفون ولايؤتمنون) wa yakhūfūna wa lā yu`tamanūn. Artinya, [munculnya kaum] pengkhianat dan tidak layak diamanahi.
Banyaknya orang yang mengatakan dirinya muslim, atau selalu menggunakan simbol-simbol Islam. Tetapi, perilaku dan sikap mentalnya khianat dan tidak dapat memegang amanah. Maka, kita harus hati-hati.

4. (وينذرون ولايوفون) wa yandzirūna wa lā yūfūna. Artinya, [banyak orang] bernadzar tetapi tidak menunaikannya.
Banyak orang mewajibkan (al-ijab) dirinya terhadap sesuatu. Tetapi tidak dikerjakan apa-apa yang telah diwajibakan (nadzar) tersebut. Nadzar tidak tradisi Islam, yang terbaik tinggalkan praktek nadzar. Jika sudah terlanjur nadzar. Dan, nadzar-nya tidak bertentangan dengan Neraca Syariat, wajib mengerjakan.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Segera miliki mindSET bertubuh ideal.
2. Hentikan kebiasaan makan malam, nyamil, dan tidur setelah makan.
3. Biasakan olah raga rutin, seperti: senam, jalan pagi, bersepeda, renang, aerobic, jalan cepat, dan olah pernafasan.
4. Miliki keteraturan hidup, seperti: serasi, seimbang, disiplin waktu, istirahat cukup, dan tidak gila kerja (workahollic).
5. Turunkan berat badan!

Oase Pencerahan
Orang yang kena obesitas dibandingkan dengan orang yang lebih kurus. Dia lebih mudah terserang penyakit-penyakit tertentu. Dan perawatan beberapa penyakit dari penderita obesitas seringkali kurang berhasil. Beberapa penyakit tertentu di antaranya: apendisitis, sirosis, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner. Pasien penderita salah satu penyakit tersebut, yang kena obesitas akan lebih mudah diobati jika mereka menurunkan berat badan.
Orang yang sangat gemuk akan mudah jatuh dan mudah mengalami penderitaan lain. Dibanding orang yang lebih kurus, karena mereka lebih lambat dan canggung. Obesitas telah memangkas kebebasan mereka untuk bergerak, terutama pada usia lanjut, yang dapat mengakibatkan penurunan kesehatan secara menyeluruh karena tidak adanya latihan. Penurunan kebebasan bergerak pada penderita obesitas dengan radang sendi, mengakibatkan kesulitan dalam penyembuhan.
Begitu pula denga perut buncit. Waspadalah bagi kaum pria yang memiliki perut buncit. Berdasarkan penelitian, pria berperut buncit sangat rentan terhadap penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lokasi penumpukan lemak berkaitan dengan keamanan organ yang vital, yaitu jantung.
Dalam penelitian yang melibatkan sampai 137 pria yang berusia antara 30 - 71 tahun, menunjukan penumpukan simpanan lemak di perut berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).
Dengan kata lain, pria yang memiliki perut buncit beresiko terkena penyakit jantung lebih besar daripada orang yang memiliki timbunan lemak di paha. Timbunan lemak yang ada di perut cenderung bersifat resistance insulin, atau tak mudah dipengaruhi oleh insulin.
Akibatnya hormon insulin tak berfungsi dengan baik dan menyebabkan kelainan metabolisme tubuh. Inilah yang memicu peningkatan kolesterol. Dan akhirnya muncul jantung koroner.
Bagaimana dengan perempuan? Ternyata menurut penelitian, perempuan berperut buncit memiliki kemungkinan sangat kecil untuk menimbulkan penyakit jantung. Karena perempuan memiliki hormon esterogen. Paling hanya mengalami sesak nafas.
Bagi pria berperut buncit sebaiknya banyak-banyak konsumsi air putih, serta perbanyak konsumsi protein dan sayuran. Jangan lupa untuk giat berolah raga serta makan yang teratur. Dan, yang terbaik segera turunkan berat badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar