Jumat, 17 September 2010

Siapa Ahli Surga? Dan, Siapa Ahli Neraka?

عَنْ حَارِثَةَ بْنَ وَهْبٍ  قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ J يَقُولُ:

﴿ أَلاَ أُخْـبِرُكُمْ بِأَهْـلِ الْجَـنَّةِ، كُلُّ ضَـعِيـفٍ مُتَضَـعِّفٍ لَوْ أَقْـسَمَ عَلَى اللهِ َلأَبَـرَّهُ، أَلاَ أُخْـبِرُكُمْ بِأَهْـلِ النَّارِ كُلُّ عُـتُلٍّ جَـوَّاظٍ مُسْـتَكْـبِرٍ ﴾
Dari sahabat Haritsah bin Wahhab r.hu, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda,

"Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian tentang ahli surga. [Yaitu], setiap orang yang lemah lagi tertindas. Seandainya ia meminta kepada Allah, tentulah Allah akan mengabulkannya. Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian tentang ahli neraka. [Yaitu], setiap orang yang sombong, kasar lagi takabbur" (Takhrij Sayyid Ahmad al-Hasyimi r.hu, Kitāb Mukhtārul Ahādis, hadis nomor 1562).

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya, bab ‘Utullim Ba’da dzālika Zanīm, Juz XV, hal.218, hadis nomor 4537; dan Bab al-Kibr, Juz XIX, hal.18, hadis nomor 5610. Imam Muslim dalam Shahih-nya, bab an-Nāru Yadkhuluhal Jabbārūn, Juz XIV, hal.4, hadis nomor 5092. Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya, bab Mā Jā`a Anna Aktsara Ahlun-Nār, Juz IX, hal.182, hadis nomor 2530. Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya, bab Man Lā Yu`abbihī Lahū, Juz XII, hal.141, hadis nomor 4106. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, bab Hadīs Hāritsah bin Wahhab, Juz XXVIII, hal.176, hadis nomor 17982. Imam Thabrani dalam Mu’jamul Kabīr, bab I, Juz III, hal.462 hadis nomor 3179, 3180, dan 3182, serta bab II, Juz V, hal. 77, nomor hadis 3799.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ أَلاَ أُخْـبِرُكُمْ بِأَهْـلِ الْجَـنَّةِ... أَلاَ أُخْـبِرُكُمْ بِأَهْـلِ النَّارِ ﴾
“Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian tentang ahli surga... Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian tentang ahli neraka”

Allah azza wa jalla telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna lagi sebaik-baik bentuk. Namun, keberadaan manusia di dunia haruslah taat dan patuh terhadap apa yang telah diperintahkan Allah azza wa jalla. Jika seorang manusia mengingkari-Nya. Maka, derajatnya akan melorot ke lembah yang paling hina.
Manusia hidup di dunia pasti mendapatkan banyak ujian dan cobaan dari Allah swt. Ujian itu bisa berupa sesuatu yang menyenangkan. Namun, ada pula yang menyakitkan. Sebagaimana firman Allah swt,

“[Allah] yang menjadikan mati dan hidup. Supaya Dia menguji kalian. Siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun” (Qs.al-Mulk [67]: 2)

Apabila seseorang mendapatkan ujian berupa sesuatu yang menyenangkan. Dia harus menyukurinya dengan tetap berkeyakinan, bahwa semuanya berasal dari Allah azza wa jalla.
Dan, jika seseorang mendapatkan ujian berupa sesuatu yang menyengsarakan. Dia harus menerima dengan penuh kesabaran. Dengan tetap berkeyakinan, bahwa apa pun cobaan yang diterima, pasti ada hikmah di balik semuanya.
Kita sebagai manusia haruslah menyadari, bahwa dunia adalah sawah-ladang untuk menanam kebaikan yang akan dipetik hasilnya nanti di akhirat. Sehingga, ia mendapatkan surga dari Allah swt dan dijaga dari neraka-Nya. Patutlah kita merenungkan firman-Nya,

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat [balasan]-nya7 Dan, barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat [balasan]-nya pula8" (Qs.az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pemahaman Hadis
1. (كـُلُّ ضَــعِيـفٍ مُتَـضَعِّـفٍ) kullu dla’īfin mutadla’ifin.
Dla’īfin berarti orang yang lemah. Sedangkan mutadla’ifin menjadi penguat kata sebelumnya, yakni lemah yang bertambah-tambah, atau bisa dikatakan sengsara. Ini menunjukkan, bahwa orang yang lemah lagi sengsara (tertindas) dijamin oleh Rasulullah sebagai ahli surga. Dengan catatan mereka CC dengan sunnah Rasulullah saw dan neraca syariat. Di samping menjalani hidupa dengan penuh kesabaran. Rasulullah saw bersabda,

“Aku telah melihat surga. Ternyata kebanyakan penghuninya dari kalangan kaum fakir miskin. Dan, aku juga, melihat neraka. Ternyata kebanyakan penghuninya dari kalangan kaum perempuan” (Hr.Ibnu Hibban)

Orang lemah di sini bisa diartikan orang miskin atau orang yang hidupnya didhalimi orang lain. Sehingga, dengan kedhaliman yang menimpanya. Dia menjadi orang yang tertindas lagi sengsara. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Rasulullah saw senantiasa berdoa,

“Ya Allah, jadikanlah aku di dunia ini dalam keadaan miskin; wafatkanlah aku dalam keadaan miskin; dan kumpulkanlah aku bersama golongan orang-orang yang miskin”

2. (َلأَبَـــرَّهُ) la-abarrahū.
Abarra berarti mengabulkan. Jika orang yang lemah lagi tertindas tersebut bersumpah dan berdoa kepada Allah swt. Maka, Allah pasti mengabulkan doa dan sumpahnya.
Sebagaimana firman-Nya,
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُسْتَجَابَةٌ
“Dan, takutlah kalian kepada doanya orang yang dianiaya. Karena sesungguhnya doa orang yang dianiaya adalah mustajabah” (Hr.Bukhari).

3. (عُــــتُـلٍّ) ‘utullin.
‘Utullin berarti orang sombong. Orang yang sombong akan menjadi penghuni neraka. Seperti diwartakan dalam sebuah hadis di atas. Perlu diketahui, bahwa perilaku sombong merupakan penghalang seseorang untuk masuk ke dalam golongan penduduk surga. Bahkan, ke-musliman seorang yang mukmin kepada Allah sekali pun akan terhalang oleh sifat buruk tersebut. Nabi saw bersabda,

“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada takabur, sekali pun sebarat dzarrah” (Hr.Muslim).

4. (جَـــوَّاظٍ) jawwādhin.
Jawwādhin berarti orang yang sikapnya kasar. Orang yang bersikap kasar juga akan menjadi penghuni neraka.
5. (مُسْــــتَكْـــبِرٍ) mustakbirīn.
Mustakbirīn berarti orang yang takabbur. Orang yang takabbur juga akan menjadi penghuni neraka. Dikarenakan, Allah swt tidak menyukai orang takabbur lagi membanggakan diri. Sebagaimana firman-Nya,

“Tidak diragukan lagi, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri” (Qs.an-Nahl [16]: 23).

Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Jadilah Anda orang yang senantiasa ridla dengan segenap apa yang telah ditetapkan atas diri Anda. Sebab, ini juga bagian dari pengabdian dan loyal terhadap Allah dan rasul-Nya. Supaya Anda dapat menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa ridla. Jagalah hati Anda dengan banyak dzikrullah. Dan, jagalah lambung Anda dengan banyak berpuasa.
Tubuh yang sehat. Hati yang selamat. Akan mendorong terjadinya percepatan keyakinan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam kepribadian dan kecerdasan Anda. Bangunlah mindSET dan Cara Berpikir Anda. Sehingga Anda memiliki kegemaran dalam melakukan segenap perilaku ahli surga. Semata mengharap ridla-Nya.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Segera miliki mindSET sebagai ahli surga, agar Anda bisa mengamalkan amalan-amalan surga.
2. Segera miliki mindSET untuk tidak mengamalkan amalan-amalan ahli neraka.
3. Bersabarlah jika Anda termasuk orang yang ditakdirkan oleh Allah swt menjadi orang lemah dan miskin.
4. Berhusnudlan-lah dengan Allah swt.
5. Ridla-lah dengan segenap ketentuan-Nya. Seraya sabar menerima ketentuan tersebut.
6. Hafalkan doa ini sebagai doa keseharian,
اَللَّــــــهُمَّ إِنــِّيْ أَسْـــــأَلُكَ الْجَـــــنَّةَ وَمَا قَـــرَّبَ إِلَيْـــهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَــمَلٍ، وَأَعُـوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَـــرَّبَ إِلَيْـــهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَــــمَلٍ

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu akan surga dan segenap amal yang dapat mendekatkanku kepada surga baik berupa ucapan atau perbuatan; dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segenap amal yang dapat mendekatkanku kepada neraka baik berupa ucapan atau perbuatan” (Hr.Ibnu Hibban).

Oase Pencerahan
Dengan memahami hadis Nabi saw di atas. Sekarang menjadi tahu. Siapa saja yang menjadi ahli surga. Dan, siapa saja yang menjadi ahli neraka. Sebab, Rasulullah saw telah memberikan sifat dan karakter dari masing-masing mereka. Baik ahli surga maupun ahli neraka.
Apabila kita telah ber-azzam untuk menjadi ahli surga. Kita harus CC dengan segala sifat dan karakteristik sebagai ahli surga. Seperti apa yang telah diajarkan Rasulullah saw. Dan, dengan sekuat tenaga, di samping selalu memohon pertolongan-Nya, agar kita terhindar dari segenap yang dapat menjadikan perilaku kita jauh dari sifat dan karakter sebagai ahli neraka.
Itulah sebabnya, kita harus terus memohon ridla-Nya. Dan, memohon perlindungan supaya tidak mendapatkan murka-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar