Jumat, 17 September 2010

Memahami Ke-Mahakuasaan Allah Dengan Terjadinya Fenomena Alam

حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الأَشْعَرِيِّ عَبْدُ اللهِ بْنُ بَرَّادٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ  قَالَ:
﴿ خَسَـفَتِ الشَّـمْسُ فِي زَمَنِ النَّـبِيِّ J فَقَامَ فَزِعًا يَخْـشَى أَنْ تَكُوْنَ السَّاعَةُ حَـتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّيَ بِأَطْوَلِ قِـيَامٍ وَرُكُوْعٍ وَسُجُوْدٍ مَا رَأَيْـتُهُ يَفْـعَلُهُ فِي صَـلاَةٍ قَـطُّ ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِيْ يُرْسِلُ اللهُ لاَ تَكُوْنُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْـتُمْ مِنْـهَا شَـيْئًا فَافْـزَعُوْا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْـتِغْـفَارِهِ ﴾
Dari sahabat Abu Musa al-As’ari r.hu ia menuturkan,

“Pernah terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah saw. Nabi saw lalu berdiri takut, karena khawatir sekiranya akan terjadi kiamat. Sehingga beliau mendatangi masjid. Beliau kemudian mengerjakan shalat dengan berdiri, rukuk, dan sujud yang lebih lama. Saya belum pernah melihat Nabi melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi saw kemudian bersabda, “Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian seseorang atau kehidupan seseorang. Akan tetapi Allah menunjukkan untuk membuat takut para hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian di antara tanda tersebut. Maka, bersegeralah untuk berdzikir, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah.”

Kedudukan Hadis
Hadis di atas diriwayatkan dari sahabat Abi Musa al-As’ari r.hu. Terdapat dalam Shahih Muslim, Juz IV, hadis nomor 1518, halaman 465. Dan, pada Sunan Nasa’i, Juz V, hadis nomor 1486, halaman: 409. Juga, terdapat pada Shahih Ibnu Hibban, Juz XII, hadis nomor 2894, halaman: 154; Serta, terdapat di dalam Shahih Ibnu Huzaimah, Juz V, hadis nomor 1297, halaman: 200.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ فَإِذَا رَأَيْـتُمْ مِنْـهَا شَـيْئًا فَافْـزَعُوْا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْـتِغْـفَارِهِ ﴾
“Jika kalian melihat sebagian di antara tanda tersebut. Maka, bersegeralah untuk berdzikir, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah”

Hadis ini telah memberikan Kecerdasan Motivasi kepada segenap kaum mukminin. Bahwa, setiap ada perisitiwa alam, hendaknya segera memohon ampunan kepada Allah azza wa jalla. Di samping terus bertaubat kepada-Nya dengan istiqamah.
Peristiwa alam seperti: Gerhana matahari; Gerhana bulan; dan Kemarau panjang. Adalah bagian dari sunnatullah yang terjadi dalam siklus alam. Karenanya, tidak dibenarkan jika dikaitkan dengan mistik yang berbau klenik.
Memang jika kita menggunakan ilmu tenger --meminjam istilah bangsa Jawa kuno. Segala sesuatu yang terjadi di alam universum ini dapat di-tenger. Sehingga di masa-masa mendatang segala sesuatu itu di-tenger dari suatu kejadian yang pernah terjadi dan dialami. Memang tidak 100% tepat dan akurat. Namun, setidaknya dapat dijadikan acuan untuk berbuat yang benar.
Seringkali, fenomena alam dan tanda-tanda alam berubah-berubah menurut sunnatullah. Perubahan sedikit, hal itu dapat mengarah terjadinya sebuah perubahan yang besar. Dan tidak sedikit, terjadinya perubahan itu membawa petaka, nyawa, dan korban.
Prinsipnya, setiap terjadi fenomena alam, umat manusia harus segera bertasbih kepada Allah azza wa jalla. Yang ditandai dengan: Meningkatkan kualitas dzikrullah; Memperbanyak berdoa dengan Allah jalla jalaluh; Bertaubat kepada Allah swt; dan Mendekatkan diri dengan Allah ta’ala.
Hadis di atas juga memberikan Pembelajaran Sifat (Character Learning). Jika terjadi goncangan apa pun di dunia, segeralah masuk ke dalam masjid. Lalu, tunaikan shalat dua rakaat. Sebagai wujud permohonan keselamatan buat diri dan keluarga, serta masyarakatnya.
Silahkan perhatikan orang-orang sekarang, yang konon disebut orang moderen, ternyata setiap menghadapi kegoncangan lebih memilih ke tempat-tempat yang mereka anggap dapat menjadikan dirinya selesai masalahnya. Padahal yang terjadi justru masalahnya semakin bertambah. Mari ditingkatkan Habits Bermasjid kita. Sehingga semakin kecil musibah dan fitnah yang terjadi di kehidupan kaum muslimin-mukmin. Insya Allah; amin.

Pemahaman Hadis
1. (فقام فـزعا يخـشى) faqāma fazi’ān yakhsā. Artinya, berdiri takut dengan rasa khawatir.
Kebiasaan Nabi saw jika terjadi fenomena alam. Seperti: Gerhana matahari; Gerhana bulan; atau datangnya awan hitam, Rasulullah saw selalu merasa khawatir, hal itu merupakan datangnya Hari Kiamat. Dan, tidak jarang beliau saw berdiri dengan rasa takut dan tubuh yang menggigil disebabkan iman beliau kepada Allah azza wa jalla.

2. (أتى المســجد) atāl masjida. Artinya, mendatangi masjid.
Selalu Rasulullah saw, jika terjadi gerhana beliau lalu mendatangi masjid. Kemudian, menunaikan shalat gerhana. Yang beliau lakukan dengan berdiri agak lama, dua kali ruku’, dan dua kali sujud dalam satu reka’at. Begitu hingga beliau menyelesaikan dua reka’at. Lalu, dilanjutkan dengan khutbah gerhana, apabila ditunaikan secara berjama’ah.
Bandingkan dengan umat Islam. Yang konon katanya mengimani Muhammad bin Abdullah sebagai rasulullah. Ternyata, masih banyak dari mereka, jika terjadi gerhana, apakah gerhana matahari maupun gerhana bulan tidak mendatangi masjid untuk shalat.

3. (إن هـذه الآيـات الـيى يرســل الله) inna hādzihil āyātil latī yursilullāhu. Artinya, ini [gerhana] adalah tanda-tanda ke-Mahakuasaan Allah yang ditampakkan.
Gerhana terjadi karena peristiwa alam biasa. Tidak ada sangkut-pautnya dengan dunia mistik, yang bercampur klenik.
Bagi seorang mukmin terjadinya gerhana harus menambah keimanan, ketakwaan, dan kedekataan diri kepada Allah swt. Sebab, dalam peristiwa gerhana terdapat sunnatullah. Bahwa, pada ketetapan Allah ta’ala selama bumi berputar pada poros dan eklipnya. Begitu juga dengan bulan yang menjadi satelit bumi. Lalu, keduanya bersama-sama mengitari matahari selalu akan terjadi gerhana, baik bulan atau matahari. Dan, peristiwa alam itu akan terus berlangsung hingga datang Hari Kiamat; wa-llahu a’lam.

4. (ذكـــــره) dzikrihi. Artinya, mengingat Allah.
Rasulullah saw telah memberikan Pembelajaran Sifat, jika terjadi fenomena alam. Beliau langsung dzikrullah. Benar-benar Nabi saw mengagungkan ke-Mahabesaran Allah ta’ala. Mengenai hal ini Allah swt menyatakan dalam firman-Nya,

“Dan, janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (Qs.al-Hasyr [59]: 19).

5. (دعائه) du’ā`ihi. Artinya, berdoa kepada Allah.
Apabila terjadi fenomena alam, seperti terjadinya gerhana. Rasulullah saw terus berdoa kepada Allah ta’ala dengan memohon keselamatan dan perlindungan kepada-Nya. Seperti disabdakan Nabi saw,

“Doa itu adalah pedang orang yang beriman.”

6. (اســتغــفاره) istighfārihi. Artinya, memohon ampunan kepada Allah.
Setiap terjadi peristiwa gerhana, Rasulullah saw selalu memohon ampunan kepada Allah swt. Seperti diriwayatkan sahabat Anas bin Malik r.hu, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersbda, “Allah ta’ala berfirman,

“Hai anak Adam, selama kamu berdoa dan berharap kepada Ku. Pasti Aku ampuni dosa yang telah kamu perbuat, dan Aku tidak perduli berapa pun banyaknya. Hai anak Adam, andaikan dosa-dosamu bagaikan awan di langit. Kemudian kamu memohon ampun kepada Ku. Pasti Aku mengampunimu. Hai anak Adam, sesungguhnya andaikan kamu datang kepada Ku dengan membawa dosa seisi bumi. Kemudian kamu menghadap Aku sedangkan kamu tidak menyekutukan Aku. Maka, Aku akan mengampuni dosa yang seisi bumi banyaknya itu” (Hr.Tirmidzi).

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Bersyukurlah kepada Allah swt, karena masih diperkenan dapat berjumpa dengan peristiwa gerhana.
2. Dirikan shalat dua raka’at ketika terjadi gerhana, baik gerhana matahari dan gerhana bulan; sebanyak dua raka’at. Yaitu, setiap satu raka’at ditunaikan dengan dua kali ruku’ dan dua kali sujud.
3. Jadikan masjid rumah pertama di kehidupan Anda, rumah yang disinggahi adalah rumah ke dua. Sedangkan rumah masa depan adalah kuburan (maqbarah).
4. Setiap terjadi fenomena alam biasakan untuk: dzikrullah; berdoa; dan memohon ampunan kepada Allah ta’ala.

Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Dalam hadis pembahasan kali ini, Anda dapat mengambil c-lear (character learning) dari Rasulullah saw. Yakni, setiap terjadi fenomena alam. Beliau saw selalu langsung mengingat ke-Mahabesaran Allah jalla jalaluh. Inilah buah tauhid yang murni. Dan, kita harus segera dapat meniru sikap mental dan perilaku tersebut.
Secara implementatif Rasulullah saw langsung melakukan Akselerasi Sikap Menatal (Attitude Acceleration) yang berupa: pergi ke masjid; shalat sunnah; dzikrullah; berdoa; dan memohon ampunan kepada Allah swt. Inilah Perubahan Perilaku (Behavior Transformation) yang hebat lagi dahsyat.

Oase Pencerahan
Hadis di atas menjadi Kecerdasan Motivasi kita sebagai seorang yang muslim-mukmin. Bahwa, setiap terjadi peristiwa fenomena alam. Hal itu menjadi tanda, bahwa Allah azza wa jalla adalah Mahakuasa dan Mahabesar dengan setiap takdir dan kehendak-Nya. Ini dasar-dasar tauhid yang harus dimiliki oleh seorang muslim-mukmin.
Jadi, tidak usah mengait-ngaitkan dengan peristiwa-peristiwa yang dicari-cari atau diada-adakan. Yang seolah-olah hal itu benar adanya. Padahal yang terjadi tidaklah demikian, ini dapat merusak akidah, syariah, dan akhlak seorang muslim-mukmin. Ini yang menurut al-qur`an, “Setan itu pandai menghiasai pikiran manusia. Sehingga manusia itu menyangka pikirannya benar. Padahal yang terjadi dia terputus dari jalan Allah.” Sekali lagi hindarilah persangkaan dan berpikir yang mengada-ada, karena itu dapat mengakibatkan tauhid seseorang condong pada kerusakan dan kelemahan yang nyata.
Sebagai “Oase Pencerahan” kita, hadis di atas, harus terus mampu mendorong diri kita untuk selalu mau melakukan Pembelajaran Sifat ketika terjadi problematika sosial dan fenomena alam. Karena semua yang terjadi di dunia ini telah berada dalam ketetatapan-Nya.
Sehingga di keseharian hidup kita selalu memiliki kekuatan dan kecerdasan: Akidah; Syariah; dan Akhlak. Dan, ini merupakan modal dasar untuk meraih hidup yang mulia di dunia dan di akhirat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar