Jumat, 17 September 2010

Shalat Subuh Sangat Berat Bagi Seorang Munafik

عَنْ أَبِـي هُرَيْرَةَ  قَالَ، قَالَ رَسُـولُ اللهِ J:
﴿ إِنَّ أَثْـقَلَ صَـلاَةٍ عَلىَ الْمُنَافِـقِينَ صَـلاَةُ الْعِـشَاءِ وَصَـلاَةُ الْفَـجْرِ، وَلَوْ يَعْلَـمُونَ مَا فِيـهِمَا َلأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَـبْوًا، وَلَقَدْ هَمَـمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّـلاَةِ فَـتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُـلاً فَيُصَـلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْـطَلِقَ مَـعِي بِرِجَالٍ مَعَـهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَـطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَيَشْـهَدُونَ الصَّـلاَةَ فَأُحَـرِّقَ عَلَيْـهِمْ بُيُوتَـهُمْ بِالنَّارِ ﴾

Dari sahabat Abu Hurairah r.hu dia berkata, bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda,

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat isya’ dan subuh [berjamaah]. Kalau saja mereka tahu apa yang ada pada keduanya. Mereka bakalan mendatanginya walaupun sambil merangkak. Dan, aku telah berencana untuk memerintahkan shalat seorang laki-laki bersama orang-orang. Kemudian, aku mengajak mereka membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak mendatangi shalat. Lalu, aku bakar rumah mereka dengan api” (Hr.Bukhari dan Muslim).

Kedudukan Hadis
Hadis ini shahih menurut Imam Muslim r.hu. Dengan nomor hadis 2041, Juz III, halaman 380, bab Keutamaan Shalat Berjamah dan Penjelasannya.
Sedangkan dalam Musnad, Imam Ahmad r.hu terdapat di bab Musnadun Abu Hurairah, nomor hadis 9122, Juz XIX, halaman 185.
Adapun Imam an-Nasa’i r.hu dalam Sunan-nya, bab Tasydidu fī Takhlifi ’anil Jama’ati, nomor hadis 839, Juz III, halaman 365.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ إِنَّ أَثْـقَلَ صَـلاَةٍ عَلىَ الْمُنَافِـقِينَ صَـلاَةُ الْعِـشَاءِ وَصَـلاَةُ الْفَـجْرِ ﴾
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat isya’ dan subuh [berjamaah]”

Teks hadis ini sangat tepat buat mengukur kemunafikan seseorang terhadap dirinya sendiri. Berat tidak dirinya di dalam mendirikan shalat isya` atau mendirikan shalat subuh.
Teks ini juga mengandung pemahaman, bahwa seorang yang telah munafik terhadap Allah dan rasul-Nya. Sangat tidak mungkin lagi mendirikan shalat subuh berjama’ah. Utamanya di lembaga-lembaga keagamaan publik kaum muslimin mukmin (masjid, mushalla, surau, langgar, dan ponpes).
Di era, yang konon dikatakan modern, waktu isya` dihabiskan untuk banyak kegiatan malam. Seperti: nonton teve, ngenet, cangkruk, dugem, majelis kafe, dan banyak kegiatan lain yang melalaikan waktu isya`. Sehingga shalat isya` berjama’ah di lembaga keagamaan publik kaum muslimin mukmin menjadi terlewati dengan sengaja lagi sia-sia.
Belum lagi ditambah, banyaknya fenomena masjid yang terkapling ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Yang tidak lagi kondusif menerima kehadiran jama’ah yang mungkin saja memiliki pemahaman dan pemikiran yang beragam, di dalam mengekspresikan keberagamaan mereka.
Akibatnya, kaum muslimin mukmin ada yang bersikap masa bodoh. Hingga akhirnya memilih untuk tidak hadir di masjid. Maka, dosa besarlah bagi siapa pun yang menjadikan seorang muslim mukmin tidak lagi berjama’ah di lembaga keagamaan publik kaum muslimin mukmin.
Sekaranglah saat yang tepat untuk mengampanyekan Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah. Kehidupan kaum muslimin mukmin niscaya bergairah, apabila shalat subuh berjama’ah telah menjadi sebuah tradisi baru di kehidupan masyarakat kita.
Memang di kedua waktu, isya` dan subuh, sangat berat untuk menunaikan shalat berjama’ah. Yang notabene-nya harus keluar dari rumah menuju masjid. Di waktu subuh, biasanya malas bangun. Di waktu isya`, biasanya karena terdapatnya kesibukan. Maka, hanya orang yang beriman saja yang CC 100% dengan kedua waktu tersebut.

Pemahaman Hadis
1. (إنّ أثـقلَ صـلاَةٍ) Inna astqala shalātin.
Tsaqil. Artinya: berat. Atsqal: sangat berat. Kata ini didahului dengan huruf ta’kid, inna (إنّ). Ini menerangkan bahwa dalam praktek shalat lima waktu, ada waktu-waktu yang sangat berat untuk mendirikannya.
2. (على المنافـقينَ) ‘Alal-munāfiqīna.
Munafik adalah seseorang yang antara hati dan perbuatannya tidak sama. Tidak satu padu dalam konsistensi berkeimanan dan berkeislaman. Orang munafik pandai menebar pesona. Tapi, terhdap dirinya sendiri ia berusaha menipu.
Seseorang yang berkepribadian nifak. Sangat sulit, atau merasa berat dalam mendirikan shalat isya` dan shalat subuh berjama’ah. Dikarenakan, seorang yang munafik memang tidak pernah CC 100% dengan Neraca Syari’at. Di samping itu di kedua waktu tersebut terkandung rahasia hikmah yang agung yang hanya Allah swt yang Mahatahu.
3. (صـلاةُ العـشاءِ) Shātul isya`.
Maksudnya, waktu shalat isya`. Yaitu, waktu antara shalat maghrib dengan shalat subuh. Waktu shalat isya` memang panjang dibandingkan waktu-waktu shalat yang lainnya. Namun bagi yang tidak beriman kepada Allah swt. Waktu yang panjang tersebut akan disia-siakan. Hingga akhirnya berani meninggalkan shalat isya` berjama’ah.
4. (صـلاةُ الفـجرِ) Shātul fajri.
Maksudnya, waktu shalat subuh. Yaitu, waktu sebelum matahari terbit. Saat itu terukur apabila melihat wajah teman duduknya masih samar-samar. Waktu perubahan dari malam ke siang. Sungguh mengandung banyak rahasia hikmah yang dahsyat. Inilah fenomena alam. Yang difasilitaskan Allah swt kepada orang-orang yang mau ”membacanya”. Yang jelas, waktu subuh menandai datangnya kehidupan baru. Dan, shalat subuh merapakan pertanda diawalinya sebuah kegiatan, dengan melakukang penghambaan terlebih dahulu.

Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Dikisahkan, pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973. Ada seorang tentara Mesir yang mengajak berbicara tentara Yahudi yang paham bahasa Arab.
Tentara Mesir itu berkata, “Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan kalian sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan batu. Kemudian, pohon dan batu itu mengatakan, ”Wahai hamba Allah, hai Muslim, ini ada Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia.”
Tentara Yahudi menjawab, ”Semua itu tidak akan terjadi sebelum shalat subuh kalian sama dengan shalat Jum’at.”

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. CC-lah dengan shalat rawatib berjama’ah. Utamakan, kerjakan di masjid-masjid Allah
2. Harus CC 100% dengan shalat subuh dan isya` berjama’ah. Utamanya, kerjakan di masjid-masjid.
3. Tanamkan dalam alam bawah sadar, agar dapat selalu mendirikan shalat isya` dan subuh berjama’ah. Ini wujud CC dengan hadis Nabi saw,

”Barangsiapa yang melaksanakan shalat isya’ secara berjamaah. Ia seperti shalat malam separuh malam. Dan, barangsiapa melaksanakan shalat subuh secara berjamaah. Ia seperti shalat malam satu malam penuh” (Hr.Muslim).

4. Tinggalkan segenap hal yang dapat menjadikan hati tidak khusyu’ (foccusPOWER).
5. Tinggalkan segala sesuatu yang menjadikan waktu shalat terlewati. Atau, menjadikan malas mendirikan shalat.

Oase Pencerahan
Renungkan sabda Rasulullah saw dalam hadis di atas. Betapa tegasnya beliau saw di dalam menegakkan disiplin shalat subuh dan isya` berjama’ah. Siapa pun yang disiplin dengan kedua waktu tersebut. Dia telah memiliki modal untuk dapat melakukan: leadership dan quantumTIMING.
Itulah sebabnya, apabila seseorang mengaku modern. Dia pasti CC 100% dengan kedua waktu tersebut. Di samping itu, seseorang yang CC 100% dengan waktu subuh. Dia akan memiliki kesehatan tubuh dan ruhani yang bagus. Sementara, kita sepakat bahwa sehat jasmani dan ruhani merupakan modal untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan.
Ingin sukses?! Datangilah masjid dengan menradisikan shalat berjama’ah. Utamanya, dalam mendirikan shalat subuh berjama’ah.
Sayang sekali pelatihan-pelatihan yang sekarang ini marak dilakukan. Belum mampu mendorong maraknya masjid dengan shalat subuh berjama’ah. Percaya atau tidak?! Bangkrutnya bangsa ini lebih disebabkan, mayoritas kaum muslimin sudah tidak lagi disiplin dengan shalat subuh berjama’ahnya. Tidak jarang yang menjadi provokator lemahnya kemauan untuk menunaikan shalat subuh berjama’ah. Adalah, mereka yang mengerti agamanya. Paling tidak telah belajar ilmu agama; na’udzu billāhi min dzālik.
Allah azza wa jalla dalam al-qur`an telah memberikan Pembelajaran Sifat. Bahwa, shalat jama’ah subuh adalah shalat yang disaksikan oleh para malaikat-Nya. Dan, dengan shalat subuh persoalan apa pun akan dapat diselesaikan. Itulah alasan alfaqir, jawaban tuntas mengatasi multi krisis di negeri ini, dengan menradisikan Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah secara nasional. Para pemimpin, tokoh masyarakat, ulama, wartawan, khotib, muballigh, dan guru harus seiya sekata untuk mengajak komponennya masing-masing mendirikan shalat subuh berjama’ah. Allah swt telah memproklamirkan dalam firman-Nya,
          •    
”Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam. Dan, [dirikanlah pula shalat] subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan [oleh malaikat]” (Qs.al-Isrā` [17]: 78).

Tahulah kita hikmah dibalik tegasnya Rasulullah saw. Mengapa beliau hendak membakar rumah kaum muslimin yang tidak mendatangi majelis shalat subuh berjama’ah.
Lebih dari itu, yang jelas kita harus mengimani firman-Nya di atas. Bahwa, shalat subuh berjama’ah banyak mengandung keutamaan dan rahmat dari sisi-Nya.
Yang tidak boleh kita lupakan dalam hal ini adalah ancaman nabi terhadap mereka yang tidak mendatangi shalat isya’ dan subuh berjamaah. Nabi benar-benar akan membakar rumah mereka jika mereka masih saja enggan mendirikannya.
Ini adalah pendidikan beliau saw kepada kaum muslimin yang telah bersyahadat. Bahwa, ber-Islam janganlah main-main. Hal itu bisa menyebabkan kehancurannya.
Bagaimana pun seseorang yang telah bersyahadat. Bagaikan orang yang berjanji. Bahwa Allah satu-satunya yang disembah dan Muhammad sebagai utusan Allah. Dengan konsekuensi logis, seorang muslim-muslimah harus bersikap sami’nā wa atha’nā terhadap segenap perintah dan larangan-Nya. Jika tidak. Inilah yang menyebabkan umat Islam semakin jauh dari Allah, lemah keyakinan, dan semakin cinta dunia. Agama hanya dijadikan bemper. Sedangkan amaliah ubudiah tidak melahirkan Perubahan Perilaku yang siginifikansi dengan budi pekerti mulia dan tatakrama terpilih. [ ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar