Jumat, 17 September 2010

Memakmurkan Masjid Yuk!

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ J قَالَ:
﴿ سَـبْعَةٌ يُظِـلُّهُمْ اللهُ فِي ظِـلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اَلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْـبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْـتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَـفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَـبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْـفَى حَـتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُـنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ ﴾
Dari sahabat Abu Hurairah r.hu, ia berkata, “Dari Nabi saw telah bersabda,

“Ada tujuh kelompok yang akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah: Pemimpin yang adil; Anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah azza wa jalla; Seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh seorang perempuan bangsawan lagi rupawan, lalu ia menjawab, “Sungguh aku takut kepada Allah”; Seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas disembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya; dan Seseorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata” (Hr.Bukhari dan Muslim).

Kedudukan hadis
Derajat hadis ini muttafaqun ‘alaih. Hadis ini diriwayatkan oleh para imam yang lain. Seperti: Imam Ahmad r.hu, pada Musnad-nya, hadis nomor 13433, halaman 480, Juz XXVII, bab Musnad Anas bin Malik.
Diriwayatkan pula dengan lafadz yang berbeda oleh Imam Muslih r.hu dalam Shahih Muslim, hadis nomor 3774, halaman 306, Juz X, bab Karihatusy Syarbi Qa’iman.
Dan, Imam Tirmidzi r.hu dalam Sunan Tirmidzi, hadis nomor 1801, halaman 88, Juz VII, bab Ma Ja’a fi Nahyi ‘Anis Syarbi Qa’iman. Serta di riwayatkan pula oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah no. 3415 juz 10, hal 214 bab syarbu qaiman.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ وَرَجُلٌ قَلْـبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ ﴾
“Seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid”

Masjid adalah “rumah” Allah. Allah azza wa jalla sangat senang rumah-Nya dikunjungi oleh para hamba-Nya yang beriman. Maka, jadilah Anda seorang yang memiliki hati yang selalu terpaut dengan masjid. Guna commitment and consistent (CC) dengan masjid-nya Allah.
Setiap saat pintu rumah-Nya terbuka bagi setiap mukmin yang hendak datang berkunjung. Hal itu ditandai dengan dikumandangkan adzan selama 24 jam, sebanyak lima kali. Adzan itu merupakan undangan buat para mukmin. Untuk mengunjungi masjid-Nya. Rugilah seorang manusia yang tidak memenuhi undangan-Nya.
Masjid dibangun untuk dimakmurkan. Keberadaan masjid dibangun untuk men-setting umat Islam, agar di keseharian hidup, selalu mengalami Perubahan Perilaku (Behavior Transformation) yang signifikan dengan peningkatan: Iman; Takwa; dan Qurbah (ITQ).
Dari sinilah. Masjid berfungsi dan berperan sebagai lembaga kader. Yang dapat melahirkan banyak kader. Baik kader ilmuwan, cendekiawan, intelektual, ulama, mujahid, pebisnis, pekerja sosial, pendidik, dan penebar kasih-sayang.
Karenanya, Rasulullah saw ketika hijrah di Madinah. Yang pertama kali beliau dirikan adalah masjid. Bukan pasar. Bukan perpustakaan. Dan, bukan pusat pemerintahan. Silahkan bandingkan dengan Cara Berpikir kaum muslimin di akhir jaman. Di mana mereka lebih mendahulukan mendirikan mall, supermarket, dan hypermarket. Ketimbang memakmurkan masjid. Masjid hanya didirikan. Tidak lagi dimakmurkan.
Sekarang, masjid tak lebih sekadar situs sejarah. Kaum muslimin yang banyak mengenang eksistensi masjid di era Rasulullah saw atau di era keemasan Islam. Tetapi, kenyataannya, keberadaan masjid, dewasa ini hanya seonggok bangunan. Yang orang awam berlomba membangun dengan biaya sebanyak-banyaknya. Dibangun seindah-indahnya. Pokoknya, masjid didirikan sekadar untuk sebuah kebanggaan. Tidak ada lagi kekuatan untuk menciptakan Behavior Transformation (betra).
Terbukti. Masjid di negeri ini khususnya. Jama’ah shalat subuh telah raib. Dan, Anda dapat melihat juga di negera-negara Islam yang lain, juga mengalami nasib yang sama. Masjid telah ditinggalkan umat Islam.
Memang di akhir jaman. Kaum muslimin telah terbuat dengan Cara Berpikir yang salah. Tapi anehnya mereka membanggakan Cara Berpikir salahnya tersebut. Disinyalemenkan Allah azza wa jalla,

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah, ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut [kepada siapa pun] selain kepada Allah. Maka, merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs.at-Tawbah [9]: 18).

Pemahaman Hadis
1. (رجـــل) rajulun. Artinya, seorang lelaki.
Sangat ditekankan seorang lelaki untuk meramaikan dan memakmurkan masjid. Sekali pun demikian, tidak ada halangan bagi kaum perempuan untuk ikut serta memakmurkan masjid. Yang penting mereka dapat menjaga diri dari fitnah atas dirinya.

2. (قلــبه) qalbuhu. Artinya, hatinya.
Seorang mukmin hatinya harus terpaut dengan masjid. Baik muslim maupun muslimah, hatinya harus terikat dengan masjid. Hal ini harus di-afirmasi-kan dalam alam bawah sadar (albasa). Guna mendorong terjadinya pemakmuran masjid.

3. (معــــلق) mu’allaqun. Artinya, tergantung.
Kelak yang mendapat pertolongan Allah pada Hari Kiamat. Yakni, salah seorang dari tujuh golongan, yang hatinya selalu tergantung (terpaut) dengan masjid-masjid milik Allah.
Itu ditandai dengan keajegannya di dalam shalat berjama’ah di masjid, dan selalu memikirkan kemakmuran masjid.

4. (المــــساجد) al-masājid. Artinya, masjid-masjid.
Semua masjid Allah yang berada di muka bumi, adalah masjid kaum muslimin-mukmin. Bahkan, bumi yang terhampar ini juga merupakan masjid bagi umat Rasulullah saw.
Sangat disayangkan bila seorang muslim harus bertengkar dengan sesama saudaranya, karena “rebutan” masjid. Semua ingin ditokohkan. Semua ingin di-ustadz-kan. Semua ingin menjadi imam. Sungguh inilah petaka yang menimpa kaum muslimin sekarang ini.

Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Rasulullah saw tak pernah lepas dari beribadah di masjid. Ketika beliau sakit menjelang akhir hayatnya, tatkala mendengar adzan sahabat Bilal. Beliau berkata kepada ibunda A`isyah r.ha, ''Antarkan aku ke rumahku!”
Ibunda A`isyah keheranan, seraya bertanya, “Bukankah ini rumah engkau, wahai kekasih Allah?”
Rasulullah menjawab, “Bukan, rumahku adalah masjid.”
Pada kesempatan lain beliau bersabda, “Seandainya umatku mengetahui keutamaan shalat berjamaah di masjid, merangkak pun mereka tetap shalat berjamaah di masjid” (Muttafaqun `alaih).
Masjid juga rumah para malaikat. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad r.hu ditegaskan, “Para malaikat itu mendoakan dan mengaminkan doa mereka yang memakmurkan masjid.”
Allah azza wa jalla menyebut mereka yang gemar berjamaah di masjid sebagai kekasih-Nya. Allah swt berfirman,

''Rumah Ku di muka bumi adalah masjid. Para kekasih Ku adalah mereka yang memakmurkan rumah Ku. Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Ku. Hendaklah ia datang ke rumah Ku. Sungguh wajib bagi tuan rumah menghormati para tamunya” (Hadis Qudsi).

Karena itulah, adzan bukan panggilan muadzin. Tapi, panggilan Allah untuk para kekasih-Nya. Mulai Anda meramaikan dan memakmurkan masjid. Tidak hanya sekadar di bulan Ramadlan dan hari Jum’at. Namun mengusahakannya di setiap waktu shalat, terutama subuh dan isya`.
Dengan begitu Anda juga melatih diri Anda untuk shalat tepat waktu, berjama’ah, dan mempererat ukhuwah. Dalam jama’ah tidak lagi ada perbedaan, tidak ada lagi pangkat dan jabatan, tidak lagi memandang kaya dan miskin.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Miliki mindSET, bahwa Anda selalu shalat berjama’ah di masjid.
2. Ciptakan masjid dilingkungan Anda dapat melahirkan terjadinya warga sekitar hidup: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB).
3. Ukur masjid Anda dengan mewujudkan pola hidup: Bersih; Benar; dan Tidak Menyakiti Orang Lain (BBT).
4. Dirikan perpustakaan, buatkan webset, buat mesin uang buat masjid, dan jadikan masjid Anda “Masjid Komunitas”.
5. Tinggalkan tradisi “meminta” (ngemis) untuk membangun masjid. Tapi, beri pencerahan kepada segenap kaum muslimin untuk berani berkurban di dalam memakmurkan masjid.
6. Wujudkan masjid yang mampu mendorong terjadinya betra kepada siapa pun.
7. Bebaskan masjid Anda dari ormas apa pun dan parpol apa pun. Bendera masjid Anda tetap “merah-putih”. Masjid-nya orang Islam Indonesia. Bukan masjid-nya ormas tertentu. Bukan pula masjid-nya parpol tertentu.

Oase Pencerahan
Wahai saudaraku, negeri ini adalah bangsa dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Kaum muslimin adalah mayoritas. Masjid berdiri di mana–mana. Anda patut bersyukur, di negeri ini masjid termasuk bangunan yang mudah ditemukan. Dari pelosok kampung hingga kota-kota besar dengan beragam model dan ukuran. Tetapi, sudahkah masjid itu memenuhi fungsi yang semestinya? Setidaknya, masjid memiliki fungsi sebagai sarana menegakkan ukhuwah, persamaan, dan keadilan.
Masjid adalah tempat yang dimuliakan Allah swt. Dari sinilah memancar karunia dan keberkahan-Nya untuk orang-orang yang hatinya selalu terkait dengan-Nya. Suatu tempat yang tidak ada satu pun masjid di dalamnya akan hampa dari keberkahan-Nya. Dan, tempat yang hampa dari keberkahan-Nya akan selalu dirundung masalah demi masalah, yang membuat penghuninya hidup dalam ketidak-nyamanan dan ketidak-tenteraman.
Alangkah indahnya bila setiap masjid yang didirikan tidak saja di bangun untuk sebuah hiasan belaka. Alangkah berkahnya bila masjid-masjid besar dan kecil yang ada, selalu dipenuhi dengan jama’ah yang melaksanakan aktivitas ibadah.
Sungguh, insya Allah negeri ini akan jauh dari bencana. Karena keberkahan yang terpancar dari ketakwaan masyarakat yang menghuni bumi Indonesia.
Seperti apa pun bentuknya, masjid harus di rawat dan dan ‘dihidupkan’ kegiatannya. Menggiatkan berbagai aktivitas keagamaan yang didasari oleh semangat penghambaan kepada Allah swt. Menjadi sentra pemberdayaan dan pembinaan umat. Yang akhirnya masjid akan memainkan fungsinya sebagai salah satu pilar kebangkitan umat, dan pencegah terjadinya: multi krisis, bencana, dan perang saudara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar