Jumat, 17 September 2010

Perlindungan Allah Di Hari Kiamat

عَنْ عَائِـشَةَ  قَالَـتْ: قَالَ رَسُـوْلُ اللهِ J:
﴿ سَـبْعَةٌ يُظِـلُّهُمُ اللهُ فِى ظِـلِّهِ يَوْمَ لاَظِـلَّ إِلاَّ ظِـلُّهُ، اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَـشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ قَلْـبُهُ مُعَـلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ، وَرَجُـلاَنِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَـتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتَ مَنْـصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَـدَّقَ بِصَـدَقَةٍ فَأَخْـفَاهَا حَـتَّى لاَ تَعْـلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْـفِقُ يَمِـيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْـنَاهُ ﴾
Dari Ibunda ‘Aisyah r.hu, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,

“Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada Hari [Kiamat] yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu: Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah yang Mahamulia lagi Maha-agung; Seseorang yang hatinya selalu tertpaut dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; Seorang laki-laki ketika dirayu perempuan dari keluarga bangsawan yang berwajah cantik rupawan, lalu ia berkata, “Aku takut kepada Allah”; Seseorang yang mengeluarkan sedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan Seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sunyi dan kedua matanya mencucurkan air mata” (Takhrij Imam an-Nawawi r.hu, Kitāb Riādlush Shālihīn).

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya, bab Man Jalasa fil-Masjidi Yantadhirush Shalāh, Juz III, hal.51, hadis nomor 620; Imam Muslim dalam Shahih-nya, bab Fadl-lu Ikhfā`ish Shadaqah, Juz V, hal.229, hadis nomor 1712; Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya, bab Mā Jā`a fil Hubbi Fil-lāh, Juz VIII, hal.404, hadis nomor 2313; Imam Ahmad dalam Musnad-nya bab Musnad Abu Hurairah r.hu, Juz IXX, hal.331, hadis nomor 9288; Imam Baihaqi dalam Sunanul Kubra, Juz VIII hal.162, dan Juz X, hal.87; Imam Thabrani dalam Mu’jamul Kubra, bab Qith’atu minal Mafqūd, Juz XIX hal.462 hadis nomor 1105 dan 1106, serta dalam Mu’jamul Ausath, bab Mim, Juz XIV hal.84 hadis nomor 6506; Imam Baihaqi dalam Syu’abul Imān, bab Sab’atun Yudhilluhumu-llāh fī Dhillih, Juz II, hal.118, hadis nomor 567; Imam Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, bab fil-Khilāfah wal Imārah, Juz XVIII, hal.474, hadis nomor 4563; Imam Ibnu Huzaimah dalam Shahih-nya, bab Fadl-lun Tidhārush Shalāh wal Julūs, Juz II, hal.136, hadis nomor 358.
Abu Isa mengatakan, “Hadis ini hadis hasan gharib.”

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ سَـبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ ﴾
“Tujuh kelompok yang mendapatkan perlindungan Allah pada Hari [Kiamat] yang tiada naungan kecuali naungan-Nya”

Rasulullah saw mengajarkan kepada kaum muslimin, bahwa Allah swt akan memberikan perlindungan kapada tujuh kelompok dari hamba-Nya kelak di Hari Kiamat. Dikarenakan, mereka melakukan amalan-amalan yang dianggap berat oleh kebanyakan orang. Karena beratnya amalan yang dilakukan tersebut, maka sangat pantas jika Allah memberikan balasan yang besar pula. Yakni berupa perlindungan di Hari Kiamat. Jika seseorang mendapatkan perlindungan pada Hari Kiamat, maka secara otomatis ia juga akan mendapat jaminan kebahagiaan di akhirat berupa surga; insya Allah.
Perlu diketahui, pada Hari Kiamat, banyak orang yang bingung dan susah. Mereka tidak ingat lagi di mana keluarga dan anak isteri. Mereka hanya memikirkan nasibnya sendiri. Mereka belum tahu pasti, apa yang bakal terjadi pada dirinya. Apakah ia akan menerima catatan amal dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri? Apakah ia akan dihisab dengan hisab yang ringan? Apakah ia akan lolos menyeberangi shirath?
Berbeda dengan tujuh kelompok, yang disebutkan dalam hadis Nabi saw di atas, mereka tidak lagi bingung dan resah. Nasib mereka jelas. Mereka mendapatkan perlindungan dari Allah jalla jalāluh. Dapat dipastikan, bahwa mereka juga akan selamat sampai di surga Allah azza wa jalla; insya Allah.

Pemahaman Hadis
1. (الإمام العادل) al-Imāmul ‘Ādilu.
Begitu berat menjadi pemimpin yang adil. Sampai-sampai Allah azza wa jalla menjanjikan perlindungan bagi mereka kelak pada Hari Kiamat.
Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang dipimpinnya.”
Bagi seorang pemimpin, keadilan adalah sifat utama yang harus dipegang. Sudah tidak jaman ada seorang pemimpin ramai-ramai ikut istighatsah atau dzikir bersama. Namun ia tidak berbuat adil kepada masyarakat yang dipimpinnya. Sudah tidak jaman, ada seorang pemimpin ikut dalam majelis taklim. Namun ia berbuat sewenang-wenang kepada yang dipimpin.
Matrik sosial seorang pimimpin, adalah sikap mental dan perilaku adilnya yang dinilai oleh Allah dan rasul-Nya. Bukan karena berlindung dengan kedok agama. Guna menutupi sikap mental dan perilaku tirani dan khianatnya.
2. (شَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ) Syābbun Nasya`a fî ‘ibādatillāh.
Letak kata syābun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Ini menandakan, bahwa pemuda yang giat beribadah juga mendapatkan perlindungan Allah swt kelak di Hari Kiamat.
Jika kita melihat orang tua giat beribadah, itu sudah wajar. Karena secara akal orang yang sudah tua akan segera mati. Maka, ia mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menghadap Allah. Akan tetapi jika ada pemuda yang giat beribadah, itu adalah suatu hal yang sungguh jarang ada di akhir jaman seperti sekarang ini. Kebanyakan pemuda larut dengan kesenangan dunia. Sehingga untuk urusan ibadah, terabaikan.
3. (رَجُلٌ قَلْـبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ) Rajulun Qalbuhu Mu’allaqun bil Masājidi.
Letak kata rajulun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Menunjukkan, bahwa orang yang hatinya terpaut dengan masjid, juga mendapat perlindungan dari Allah swt kelak di Hari Kiamat.
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, kebanyakan orang lebih senang untuk mendatangi tempat pertunjukan dan pusat perbelanjaan daripada mendatangi dan meramaikan masjid. Bahkan, orang yang dekat dengan masjid sekalipun, jarang masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah atau kegiatan yang lain. Begitu besar pengaruh westernisasi (pem-Barat-an) dengan isu globalisasi, dalam rangka menjauhkan kaum muslimin dengan masjid. Atau, mahjub bil-masjid.
4. (رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللهِ) Rajulun Tahābbā fil-lāh.
Letak kata rajulun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Menunjukkan, bahwa orang yang saling mencintai karena Allah swt akan mendapat perlindungan-Nya di Hari Kiamat.
Di akhir jaman, banyak orang mencintai orang lain bukan karena Allah. Akan tetapi ada tendensi dan maksud tertentu. Entah itu, agar ia mendapatkan kedudukan, harta yang banyak, atau karena seorang perempuan. Ia akan pura-pura berbuat baik kepada orang lain. Akan tetapi begitu tujuannya terpenuhi, maka akan muncul sifat aslinya yang licik dan khianat.
5. (رَجُلٌ دَعَــتْهُ امْــرَأَةٌ ذَاتَ مَنْــصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ) Rajulun Da’athum-ra`atan dzāta Manshibin wa Jamālin faqāla Innī Akhāfu-llāh.
Letak kata rajulun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Menunjukkan, bahwa orang yang menjaga kehormatan dirinya dari berbuat zina. Akan mendapatkan perlindungan dari Allah pada Hari Kiamat.
Di jaman modern ini, banyak orang yang sudah tidak takut lagi kepada Allah azza wa jalla. Hal itu terbukti dengan banyaknya orang yang melanggar larangan Allah. Mabuk-mabukan menjadi kebiasaan, minuman keras menjadi panglima kehidupan, korupsi menjadi kebutuhan, bahkan zina menjadi kepuasan. Begitu terbuka lagi merajalelanya kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah swt.
Karenanya, jika ada orang yang menolak ketika diajak berzina oleh seorang perempuan yang cantik dan memiliki kedudukan, semata karena takut kepada Allah, maka orang tersebut benar-benar kuat imannya.
6. (رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا) Rajulun Tashaddaqa bi Shadaqatin fa-Akhfāhā.
Kata fa-akhfāhā berarti menyembunyikannya. Letak kata rajulun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Menunjukkan, bahwa orang yang bersedekah dengan menyembunyikan sedekahnya, semata ikhlas karena Allah, akan mendapat perlindungan Allah di Hari Kiamat.
Pada jaman dahulu, banyak orang bersedekah dengan meninggalkan uang di bawah sajadah. Ia sengaja melakukan hal tersebut, agar tidak tahu siapa yang mengambil uangnya. Dengan demikian ia akan terhindar dari sifat riya` (pamer). Berbeda dengan kebanyakan orang sekarang. Mereka bersedekah kemudian menyuruh mengumumkan kepada khalayak, agar ia dikenal sebagai orang yang dermawan.
7. (رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ) Rajulun Dzakara-llāha khāliyan fa-fādlat ‘aināhu.
Letak kata rajulun setelah terangkai dengan wāwu athāf. Menunjukkan, bahwa orang yang berdzikir kepada Allah, hingga meneteskan air mata, akan mendapatkan perlindungan Allah azza wa jalla pada Hari Kiamat.
Setiap orang pasti memiliki salah dan dosa, baik disengaja atau tidak. Karenanya, orang yang beriman akan selalu memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa yang pernah diperbuatnya.
Waktu terbaik untuk memohon ampunan kepada Allah adalah di waktu sahur (sepertiga malam terakhir). Di waktu yang sepi tersebut. Seorang hamba akan beristighfar sambil menangis. Menyesali dosa yang telah diperbuatnya, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Berusahalah menjadi pemimpin yang adil.
2. Giatlah beribadah selagi masih muda.
3. Makmurkanlah masjid Allah.
4. Biasakan mencintai sesuatu atau membenci sesutau, karena Allah semata.
5. Jauhkan mindSET anda dari berpikir zina. Terlebih, tinggalkan zina!
6. Miliki mindSET menjadi penderma yang ikhlas. Dan, wujudkan mindSET anda sebagai seorang ahli derma.
7. Ikuti menangis anda dengan menyesali diri, semata bertaubat kepada Allah swt. Lalu, tinggalkanlah apa-apa (perbuatan) yang telah anda taubati.
8. Ber-husnudlan-lah dengan Allah swt sacara kuat.

Oase Pencerahan
Barangsiapa yang melakukan salah satu dari tujuh amalan tersebut atas. Terlebih dapat mengerjakan ketujuh amalan, seperti yang tersebut dalam hadis di atas. Pasti ia akan mendapatkan perlindungan dari Allah pada Hari Kiamat. Di mana pada hari itu tidak ada perlindungan lain, kecuali perlindungan dari Allah azza wa jalla.
Sebagai umat Rasulullah saw. Marilah segera miliki mindSET pikiran untuk dapat mengamalkan tujuh amalan, seperti yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw di atas, mulai sekarang.
mindSET berpikir hari ini, adalah Cara Berpikir hari ini. Apabila keduanya dilakukan demi mendapatkan yang baik dan benar. Suatu saat apa-apa yang anda pikirkan dalam mindSET anda. Pasti akan menjadi kenyataaan dengan pertolongan Allah swt; insya Allah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar